Memohon Ampun dengan Shalat Taubat

Shalat Sunnah, Pelengkap Hidup Kita

112515 shalat sunat taubat

Shalat taubat yaitu shalat sunah yang dilakukan untuk memohon ampun atas segala dosa yang telah dilakukan. Shalat sunah ini dilakukan setelah seseorang melakukan dosa atau merasa berbuat dosa, lalu bertaubat kepada Allah SWT.

Bertaubat dari sesuatu dosa artinya menyesal atas perbuatan yang telah dilakukannya dan berniat tidak akan melakukannya lagi disertai permohonan ampunan kepada Allah SWT.

Shalat taubat ini dianjurkan oleh rasulullah SAW, sebagaimana sabdanya:

“Setiap orang yang berbuat dosa, kemudian segera bergerak dan berwudhu, kemudian shalat lalu memohon ampunan kepada Allah, pasti Allah akan memberikan ampunan baginya. Setelah itu dibacanya ayat ini (QS. Ali Imran [3] : 135-136):

‘Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui. Balasan bagi mereka ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya’.” (HR. Abu Dawud, An-Nasa’I, Ibnu Majah dan Baihaqi)

Adapun jumlah shalat sunah taubat dua, empat sampai enam rakaat, dikerjakan setiap dua rakaat salam. Dimana niat shalat sunah taubat sebagai berikut:

Ushallii sunnatat-taubati rak’ataini lillahi ta’aalaa. Allahu akbar.

“Aku niat shalat sunah taubat dua rakaat karena Allah Ta’ala. Allahu akbar”

Do’a shalat sunnah taubat sebagai berikut:

Astaghfirullaahal-‘azhiim alladzii laa ilaaha illa huwal-hayyul qayyuumu wa atuubu ilaihi taubata ‘abdin zhaalimin laa yamliku li nafsihi dharran wa laa naf’an wa laa mautan wa laa hayaatan wa laa nusyuuraa.

“Aku memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung, yang tiada tuhan melainkan Allah. Dia Tuhan Yang Maha Hidup Yang Berdiri sendiri. Dan aku bertaubat kepada-Nya, selaku taubatnya seorang hamba yang banyak berdosa, yang tidak mempunyai daya upaya untuk berbuat mudharat atau manfaat, untuk mati atau hidup maupun bangkit nanti.” (♛b3)

Pos ini dipublikasikan di Artikel dan tag , . Tandai permalink.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.