Cara Pencegahan Polusi Udara yang Rentan Picu COVID-19

Bandung – Polusi udara yang tinggi dengan suhu rendah saat musim hujan dan virus corona bisa menjadi kombinasi yang mematikan.

Meskipun COVID-19 telah dapat terdeteksi sebagai penyakit dari pernapasan serius yang dipicu oleh virus, wajar jika berasumsi bahwa dari paparan udara yang tercemar atau beracun turut meningkatkan risiko penyakit pernapasan serius.

Tanda-tanda umum dari infeksi termasuk gejala pernapasan, demam, batuk, sesak napas dan kesulitan bernapas.

Dalam kasus yang lebih parah, infeksi dapat menyebabkan pula pneumonia, sindrom pernapasan akut yang parah, gagal ginjal dan bahkan kematian.

Meskipun demikian, dengan meningkatnya polutan di udara akan dapat menambah risiko bagi kehidupan umat manusia.

Menghirup udara yang beracun ini dapat menyebabkan masalah paru-paru yang teramat serius.

Ketika umat manusia sudah terancam oleh virus COVID-19, menghirup udara beracun akan menambah pada kesengsaraan.

Rentan Alami Kematian

Paparan dari polusi udara dalam wakti jangka panjang dapat pula meningkatkan risiko kematian COVID-19.

Analisis baru terhadap lebih dari 3.000 kabupaten di AS telah pula menemukan bahwa orang yang dengan paparan jangka panjang terhadap polutan partikel halus lebih mungkin meninggal karena COVID-19.

Penelitian yang telah diterbitkan dalam jurnal Science Advances ini menyelidiki dampak paparan jangka panjang polutan PM 2.5 – partikel kecil di udara yang mana lebarnya dua setengah mikron ataupun kurang terhadap tingkat kematian dampak COVID-19 di 3.089 negara.

Ditemukan bahwa keterpaparan dari historis yang lebih tinggi lagi terhadap polutan partikulat ini dikaitkan dengan prosentase kematian COVID-19 pada tingkat daerah yang lebih tinggi setelah memperhitungkan beberapa hal faktor risiko tingkat wilayah.

Penyakit Pernafasan Jangka Panjang

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam laporannya baru-baru ini pun menyatakan bahwa udara beracun dapat membunuh 7 juta orang pertahunnya secara global.

Selain itu, mereka mengklaim bahwa tak hanya paparan jangka panjang terhadap polusi udara tapi juga paparan dalam jangka pendek terhadap polusi udara dapat menyebabkan penyakit pernapasan jangka panjang.

Pencegahan Sederhana

Karena polusi udara melanda itu melanda berbagai negara bagian di seluruh negeri, kualitas udara Anda dapat dibuktikan dengan paru-paru Anda yang menurun.

Maklum, udara beracun tersebut menjadi membuat semua orang batuk, menyebabkan iritasi pada tenggorokan, bahkan acap kali menyebarkan infeksi virus.

Lakukan langkah-langkah kecil berikut ini agar dapat membuat Anda tetap aman:
Hindari jalan pagi, gunakanlah masker berkualitas baik saat di luar ruangan, tetap terhidrasi dan ikuti diet sehat serta hindari merokok. (hob3)

| nur gani ferdi

Pos ini dipublikasikan di Artikel dan tag . Tandai permalink.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.