Lauk Misterius Ini Selalu Ada di Berkat Tahlilan

Hari-hari biasa di bulan yang kesebelas pandemi ini masihlah sama dengan kegiatan yang dilakukan dari awal pandemi ada.

Leyeh-leyeh, rebahan, bantu orang tua di warung sampai (tetap) mencoba menyelesaikan tanggung jawab akademis yang masih menjadi beban saya selama masih berstatus aktif sebagai mahasiswa.

Ya, namanya juga hidup, sebisa mungkin saya nikmati.

Tapi nggak tahu kenapa, ya, kok beberapa hari-hari belakangan ini di sekitar lingkungan saya cukup sedih suasananya. Banyak orang yang meninggal. Tidak, bukan karena Covid-19. Awas aja asal ngomong!

Banyak juga tetangga saya yang kenal dekat ataupun tidak menghembuskan napas terakhir. Semoga Gusti Allah memberikan mereka kubur yang lapang dan menerimanya di sisi-Nya. Aamiin.

Di lingkungan saya kebanyakan masih memegang amaliah yang dilakukan oleh warga nahdliyin sehingga setiap kali saat ada yang meninggal, tahlilan pun dilaksanakan.

Buat yang belum tahu, tahlilan adalah kegiatan yang biasa dilaksanakan warga nahdliyin untuk mendoakan orang yang baru saja meninggal.

Biasanya diselenggarakan di hari ke-7, 30, 100 dan 1.000 setelah almarhum/almarhumah itu berpulang. Tahlilan dilaksanakan dengan harapan doa dan ayat suci yang dibacakan menjadi penyelamat bagi si mayit.

Mungkin memang tulisan ini agak nyeleneh, sebelumnya saya minta maaf ya. Kali ini saya akan menulis soal berkat tahlilan.

Berkat tahlilan adalah suguhan untuk orang-orang yang sudah hadir saat tahlilan. Harapannya, makanan yang sudah didoakan itu menjadi berkah bagi jamaah tahlil yang sudah sukarela hadir mendoakan almarhum.

Tentu saja biasanya sih ada beberapa lauk wajib yang mesti ada di berkat tahlilan ini.

Apa saja sih isi berkat tersebut? Apa memang wajib ada? Kalau nggak ada, jadi merasa kurang gitu?

Bihun

Lauk berkat yang satu ini berul memang nggak hebat-hebat banget, makanya misterius juga kenapa menu ini akan langganan muncul di setiap berkat tahlilan. Apa karena tekstur dan rasa asin-gurih dari si bihun bisa menetralisir lauk berat lainnya?

Sambal Goreng Kentang

Sambal goreng kentang adalah perwakilan kebiasaan orang di Indonesia yang suka makan karbo lauk karbo. Betul, nasi itu sudah menjadi karbohidrat di bingkisan berkat, namun orang Indonesia yang sangat mencintai karbo pastilah akan menaruh karbo lagi.

Kentang bisa dibilang sebagai opsi lauk yang bagus. Sebab, dia sama seperti nasi, bisa diapain aja. Kira-kira mungkin itulah alasan kenapa ia selalu ada di bingkisan berkat tahlilan.

Kenapa sambel goreng kentang? Karena itu acaranya di tahlilan orang Indonesia. Kalau mashed potato mah tahlilannya orang Britania atuh.

Telur Rebus

Saya sampai saat ini masih juga bingung, kenapa telur rebus itu selalu menyertai diri dalam isi bingkisan lauk pauknya berkat tahlilan.

Dibilang sebagai dessert, tapi dia itu telur ayam. Dibilang lauk, tapi dia cuman direbus. Agak masih membingungkan, tapi kali ini saya masukkan karena tulisan ini kan tentang lauk wajib berkat tahlilan.

Mungkin, ya, mungkin, fungsinya hanya sebagai pelengkap nutrisi. Telur ayam rebus kan protein, jadi itu saja fungsinya. Apa lagi dong? Wqwqwq, kok jadi bingung begini yak.

Sayuran, Kalau Nggak Acar, Ya Capcay

Lauk berkat tahlilan itu ternyata selaras dengan jargon makanan seimbang yang sudah kita kenal: 4 sehat 5 sempurna, tapi menu susunya diganti teh dan kopi.

Sayuran sebagai lauk wajibnya berkat tahlilan pasti akan selalu ada. Biasanya ada dua macam, kalau nggak acar, ya capcay. Nggak tahu kenapa pilihannya antara dua itu doang.

Kalau acar, biasanya yang pake bumbu kuning. Kalau capcay, biasanya ada potongan bakso. Iya, kan? Iya bener, tauk.

Rokok

Iya, rokok memang bukan lauk, tapi saya masukkin aja karena kebanyakan tuan rumah pasti menyediakan rokok.

Rokok di acara tahlilan biasanya ditaruh di gelas dan dicampur dari berbagai merek. Mulai dari kretek biasa sampai kretek mild. Kalau rokok putih sih mustahil adanya.

Nah, biasanya yang ikut tahlilan merokok di tempat atau dia akan membawa pulang rokok gratisan itu dengan plastik yang telah disediakan.

Teruntuk kalian yang baca, lauk-lauk yang sering ada di atas itu murni dari pengalamannya saya sendiri di dunia pertahlilan. Mau di Jakarta sampai kampung ibu saya, rata-rata kayak gitulah lauk wajibnya.

Kalau ada yang salah, ya, itu datangnya bukan dari saya kok melainkan setan. Kalau benar, datangnya dari Allah. Kok kaya ceramah, dah.

Udahlah. Kalau di tempat kamu lauk berkat tahlilan apa saja? (hob3)

| Nasrulloh Alif Suherman

Penulis merupakan mahasiswa Sejarah semester akhir di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, doakan ya agar saya cepat lulus. Kalau mau ngobrol di Twitter: @nasrul_alif atau
IG: @alif_nasrul

Pos ini dipublikasikan di Artikel dan tag , . Tandai permalink.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.